BAB I
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A. Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Istilah Sistem Informasi
Manajemen/SIM telah banyak didefinisikan oleh
para ahli manajemen dan komputer
dengan cara pandang yang berbeda-beda.
Istilah tersebut telah dikenal
sejak tahun 1960-an. Konsep Sistem Informasi
Manajemen saat itu berkembang
seiring perkembangan fokus penggunaan
teknologi komputer.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini sangat penting untuk dipahami
mengingat sifat
bahasannya yang mendasar dan konseptual. Bahasan tentang
Sistem, Informasi,
dan Manajemen dimaksudkan agar mahasiswa mampu memahami
secara baik
istilah SIM sehingga dapat memberikan kesadaran bahwa
penerapan SIM untuk
tujuan utama menghasilkan informasi dalam mendukung
pengambilan keputusan
manajemen.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Sistem Informasi
Manajemen.
B. Penyajian
1. Definisi Sistem
Informasi Manajemen
Istilah Sistem Infomasi Manajemen sebenarya terdiri atas tiga
kata kunci,
yaitu sistem, informasi, dan manajemen. Sebagaimana telah
disinggung di atas,
cara yang lebih baik untuk memberikan definisi Sistem
Infomasi Manajemen
adalah dimulai dengan memahami istilah sistem, informasi,
dan manajemen.
Seanjutnya, berdasarkan pemahaman yang diperoleh dapat
digunakan untuk
memberikan definisi tentang Sistem Infomasi Manajemen, yaitu
menggabungkan
ketiga kata kunci tersebut.
1.1 Definisi Sistem
Sebagaimana istilah Sistem Informasi Manajemen/SIM, sistem
juga telah
didefinisikan oleh para ahli dalam berbagai cara yang
berbeda. Perbedaan tersebut
terjadi karena perbedaan cara pandang dan lingkup sistem
yang ditinjau.
Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
hal atau
kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama
atau yang
dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk
satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan.
Model umum suatu sistem adalah terdiri atas masukan (input),
pengolah
(process), dan keluaran (output), sebagaimana ditunjukkan
oleh Gambar 1.1.
Suatu sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut
(Sutanta,2003):
Mempunyai komponen (components)
Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian
penyusun
sistem. Komponen sistem disebut sebagai subsistem, dapat
berupa benda
nyata ataupun abstrak, misalnya orang, benda, hal atau
kejadian yang terlibat
di dalam sistem.
Mempunyai batas (boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan
sistem yang
lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk
menjelaskan suatu
sistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope tinjauan
terhadap sistem.
Mempunyai lingkungan (environments)
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar
sistem.
Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan.
Umumnya,
lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan
untuk menjaga
keberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan sistem yang
merugikan akan
diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan
jika
mungkin ditiadakan.
Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponen
Penghubung/antarmuka merupakan komponen sistem, yaitu segala
sesuatu
yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam
sistem.
Dalam dunia komputer, penghubung/antarmuka dapat berupa
berbagai macam
tampilan dialog layar monitor yang memungkinkan seseorang
dapat dengan
mudah mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang
digunakannya.
Mempunyai masukan (input)
Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang
perlu
dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah
lebih lanjut
untuk menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam Sistem
Informasi
Manajemen, masukan disebut sebagai data.
Mempunyai pengolahan (processing)
Pengolah merupakan komponen sistem yang mempunyai peran
utama
mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna
bagi para
pemakainya. Dalam Sistem Informasi Manajemen, pengolahan
adalah berupa
program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan
khusus.
Program aplikasi tersebut mampu menerima masukan, mengolah
masukan,
dan menampilkan hasil olahan sesuai dengan kebutuhan para
pemakai.
Mempunyai keluaran (output)
Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai
macam bentuk
keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Dalam
Sistem
Informasi Manajemen, keluaran adalah informasi yang
dihasilkan oleh
program aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai
sebagai bahan
pengambilan keputusan.
Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goal)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling
bekerja sama dengan
harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.
Sasaran berbeda
dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai
oleh sistem untuk
jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan tujuan merupakan
kondisi/hasil
akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang
panjang. Dalam
hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan
tertentu yang mendukung
upaya pencapaian tujuan.
Mempunyai kendali (control)
Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap
bekerja sesuai
dengan peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa
dilakukan jika ada
bagian yang berperan menjaganya, yaitu bagian kendali.
Bagian kendali
mempunyai peran utama menjaga agar proses dalam sistem dapat
berlangsung
secara normal sesuai batasan yang telah ditetapkan
sebelamnya. Dalam Sistem
Informasi Manajemen, kendali dapat berupa validasi masukan,
validasi proses,
maupun validasi keluaran yang dapat dirancang dan
dikembangkan Secara
terprogram.
Mempunyai umpan balik (feedback)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem
untuk mengecek
terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
mengembalikannya ke
dalam kondisi normal.
Dalam gambar tersebut, suatu subsistem berkaitan dengan
subsistem
lainnya dihubungkan oleh
interface, membentuk satu kesatuan guna mencapai
tujuan (objectives), dan pada akhirya diharapkan akan
mencapai goal. Suatu
subsistem bisa jadi memuat komponen input, process, dan
output yang
dikendalikan oleh bagian control yang melakukan kendali
berdasarkan feedback.
Dalam suatu sistem, subsistem 1 bisa juga berperan sebagai
input bagi subsistem
2 yang berperan sebagai process.
1.2 Data dan Informasi
Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang
kejadian-
kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam
sekelompok lambang
tertentu yang tidak acak yang menunjukkan jumlah, tindakan,
atau hal. Data dapat
berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan
sebagai file dalam basis
data. Data akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan
lata. Contoh data
adalah catatan identitas pegawai, catatan transaksi
pembelian, catatan transaksi
penjualan, dan lain-lain.
Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi
bentuk yang
penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai
dasar dalam
pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara
langsung saat itu
juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang
(Amsyah,2000,
Sutanta,2003).
Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan
diolah
dari unit pengolah. Contoh informasi adalah daftar pegawai
berdasarkan
departemen, daftar pegawai berdasarkan golongan, rekapitulasi
transaksi
pembelian pada akhir bulan, rekapitulasi transaksi penjualan
pada akhir bulan, dan
lain-lain.
Dalam gambar tersebut, input adalah data yang akan diolah
oleh unit
pengolah, dan output adalah informasi sebagai hasil
pengolahan data yang telah
diinputkan tersebut. Suatu unit penyimpan diperlukan sebagai
alat simpanan data,
pengolah, maupun informasi.
1.2.1 Fungsi Informasi
Suatu informasi dapat mempunyai beberapa fungsi
(Sutanta,2003), antara
lain:
a. Menambah
pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya
yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendukung proses
pengambilan keputusan.
b. Mengurangi ketidakpastian
Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa
yang akan
terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari
keraguan pada saat
pengambilan keputusan.
c. Mengurangi resiko
kegagalan
Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa
yang akan
terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan
terjadinya
kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan
yang tepat.
d. Mengurangi
keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan
Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak
diperlukan,
karena keputusan yang diambil lebih terarah.
e. Memberi standar,
aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan
yang menentukan pencapaian sasaran dan tujuan.
Adanya informasi akan memberikan standar, aturan, ukuran,
dan keputusan
yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan
secara lebih baik berdasar informasi yang diperoleh.
1.2.2 Biaya Informasi
Menurut pengalaman, biaya pengolahan data untuk suatu
organisasi agar
dapat menghasilkan informasi tingkat tinggi/berkualitas
berkisar antara 5%-15%
dari keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh
organisasi. Namun demikian,
dalam organisasi tertentu (misal organisasi yang mempunyai
bidang usaha
keuangan) biaya tersebut bisa mencapai hingga 50% dari total
pengeluaran.
Biaya informasi meliputi komponen-komponen biaya yang harus
dikeluarkan, berupa:
a. Biaya perangkat
keras
Biaya perangkat keras dapat meliputi biaya tetap (fixed
cost) dan akan
meningkat untuk tingkat-tingkat mekanisasi yang lebih
tinggi.
b. Biaya analisis,
perancangan dan pelaksanaan sistem
Biaya analisis, perancangan dan pelaksanaan sistem dapat
meliputi biaya
untuk perumusan suatu metodologi untuk prosedur-prosedur
pengolahan data
secara keseluruhan dan persiapan pembuatan program aplikasi
komputer.
c. Biaya tempat dan
lingkungan
Biaya tempat dan lingkungan bersifat semi variabel.
d. Biaya perubahan
Biaya perubahan dapat meliputi biaya yang diperlukan untuk
setiap jenis
perubahan dari satu metode pengolahan data tertentu ke
metode lain.
e. Biaya operasi
Biaya operasi merupakan biaya variabel yang antara lain
meliputi gaji
pegawai, pemeliharaan fasilitas dari sistem perlengkapan
barang-barang, dan
fasilitas bantuan.
1.2.3 Nilai Informasi
Menurut Davis (1985) nilai informasi dikatakan sempurna
apabila
perbedaan antara kebijakan optimal tanpa informasi yang
sempurna dan kebijakan
optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan
dengan jelas.
Berdasarkan informasi-informasi itu, maka seseorang
manajer/pemimpin dapat
mengambil keputusan secara lebih baik.
Sebagai contoh, keputusan yang diambil tanpa menggunakan
informasi
yang sempurna adalah meningkatkan jumlah produksi pada tahun
mendatang.
Ternyata, kenyataannya tidak ada kenaikan kebutuhan di
pasar. Akibatnya,
perusahaan justru mengalami kerugian. Padahal, berdasarkan
informasi sempurna
yang tersedia, memang tidak perlu menaikkan jumlah produksi.
Dalam kondisi
ekstrim seperti ini, maka keputusan yang diambil secara
sembarangan akan
merugikan perusahaan. Jika saja keputusan diambil dengan
menggunakan
informasi yang ada tentu saja tidak mengakibatkan kerugian.
Dalam contoh yang lain, jika upaya promosi mampu
meningkatkan jumlah
omzet penjualan dalam jumlah yang signifikan, maka
semestinya upaya tersebut
perlu dilanjutkan. Sebaliknya jika upaya promosi tidak
dilanjutkan, ternyata
jumlah omzet penjualan mengalami penurunan yang tajam. Jika
keputusan
diambil secara sembarangan dan justru menurunkan upaya
promosi, maka
perusahaan jelas mengalami kerugian.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya.
Terdapat 10
(sepuluh) sifat yang dapat menentukan nilai informasi
(Sutanta,2003), yaitu:
a. Kemudahan dalam
memperoleh
Informasi mempunyai nilai yang lebih tinggi apabila dapat
diperoleh secara
mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi
tidak bernilai
jika sulit diperoleh.
Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika sistem
dilengkapi oleh basis
data dan bagian pengolah yang mampu mengolah data dengan
baik untuk
memenuhi segala kebutuhan informasi secara mudah.
b. Sifat luas dan
kelengkapannya
Informasi mempunyai nilai yang lebih tinggi apabila
mempunyai lingkup/
cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi
tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
Sifat luas dan
lengkap tersebut memerlukan dukungan basis data yang cukup
lengkap dan
terstruktur dengan baik.
c. Ketelitian
(accuracy)
Informasi mempunyai nilai yang lebih tinggi apabila
mempunyai ketelitian
yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika
tidak akurat, karena
akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
Informasi yang akurat
dapat diperoleh jika basis data yang tersedia sebagai sumber
informasi
memuat data yang valid, baik tipe, bentuk, maupun format
datanya. Hal ini
memerlukan adanya proses validasi setiap data yang
di-input-kan ke dalam
basis data. Proses validasi perlu dilakukan sejak pertama
kali data diinputkan,
sehingga basis data terhindar dan data yang tidak benar.
Data yang salah akan
menghasilkan informasi hasil olahan yang salah pula. Dalam
sistem informasi,
saiipah data akan menghasilkan sampah pula (garbage in
garbage out).
d. Kecocokan dengan
pengguna (relevance)
Informasi mempunyai nilai yang lebih tinggi apabila sesuai
dengan kebutuhan
penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika tidak
sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat
dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan.
e. Ketepatan waktu
Informasi mempunyai nilai yang lebih tinggi apabila dapat
diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan
penting menjadi tidak
bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat
dimanfaatkan pada
saat pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu dapat
diperoleh jika ada
dukungan sistem informasi yang mampu mengolah data secara
cepat.
Penggunaan sistem komputer dalam sistem informasi akan
memberikan
dukungan yang sangat berarti untuk memperoleh data tepat
waktu, karena
komputer mampu mengolah data dengan kecepatan yang sangat
tinggi.
f. Kejelasan (clarity)
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai
informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format
informasi.
Dibandingkan dengan bentuk teks atau deskriptif, informasi
dalam bentuk
tabel atau grafik banyak menjadi pilihan, karena dapat
dibaca dan dipahami
dengan lebih mudah. Hal ini memerlukan analisis kebutuhan
bentuk dan
format informasi yang diperlukan, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar
perancangan output yang tepat. Penggunaan sistem komputer
akan membantu
memenuhi kebutuhan tersebut.
g.
Fleksibilitas/keluwesan-nya
Nilai informasi semakin sempuma apabila memiliki
fleksibilitas tinggi.
Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para
manajer/pemimpin pada saat
pengambilan keputusan. Fleksibilitas informasi berhubungan
dengan bentuk
dan format tampilan informasi. Perubahan bentuk dan format
tampilan
informasi dapat dilakukan secara mudah dengan memanfaatkan
komputer.
h. Dapat dibuktikan
Nilai informasi semakin tinggi apabila informasi tersebut
dapat dibuktikan
kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas
data sumber
yang diolah.
i. Tidak ada
prasangka
Nilai informasi semakin tinggi apabila informasi tersebut
tidak menimbulkan
prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. Kesalahan
tersebut dapat
teradi akibat kesalahan data atau prosedur pengolahan.
Informasi dapat
menimbulkan keraguan jika tidak wajar.
j. Dapat diukur
Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat
diukur agar dapat
mencapai nilai yang tinggi. Pengukuran informasi umumnya
dimaksudkan
untuk mengukur dan melacak kembali validitas data sumber
yang digunakan.
1.2.3 Mutu Informasi
Hasil penyelidikan tentang sikap para manajer terhadap
Sistem Informasi
Manajemen menunjukkan bahwa 75% manajer menilai peningkatan
mutu dan
jumlah informasi adalah hampir sama dipandang dari sudut
pengaruhnya terhadap
prestasi kerja. Tetapi apabila diberi kesempatan memilih,
maka lebih dari 90%
manajer menyukai peningkatan mutu informasi daripada
jumlahnya.
Perbedaan mutu informasi disebabkan oleh penyimpangan atau
kesalahan.
Pada umumnya kesalahan informasi merupakan masalah yang
lebih sulit diatasi
karena tidak mudah menyesuaikannya dibandingkan jika hanya
terjadi
penyimpangan informasi. Menurut Davis (1985), kesalahan
informasi antara lain
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Metode pengumpulan
dan pengukuran data yang tidak tepat.
b. Tidak dapat
mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
c. Hilang/tidak
terolahnya sebagian data.
d.
Pemeriksaan/pencatatan data yang salah.
e. Dokumen induk yang
salah.
f. Kesalahan dalam
prosedur pengolahan (misal: kesalahan program aplikasi
komputer yang digunakan).
g. Kesalahan yang
dilakukan secara sengaja.
Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara
sebagai
berikut:
a. Kontrol sistem
untuk menemukan kesalahan
b. Pemeriksaan
internal dan eksternal
c. Penambahan batas
ketelitian data
d. Instruksi dan
pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
1.3 Manajemen
Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses
merencanakan, menganggarkan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengawasi, dan melaporkan kegiatan
masing-masing unit
organisasi agar keseluruhan tujuan organisasi dapat dicapai
secara efektif dan
efisien.
Manajemen juga berarti sebagai kelompok pemimpin dalam
organisasi.
Manajemen (management) adalah pekerjaan yang dikerjakan oleh
manajer
(manager). Disebutkan bahwa pekerjaan manajer bersifat
manajerial, di samping
itu manajer juga dapat diartikan sebagai pemimpin. Dengan
demikian, untuk
mencapai tujuannya tiap organisasi memerlukan manajemen yang
tepat dan dapat
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan
berbagai sumber
daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen
juga dapat
dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu
organisasi agar orang-
orang menjalankan pekerjaan. Umumnya, sumber daya yang tersedia
dalam
manajemen meliputi manusia, material, mesin, dan modal.
Konsep sumber daya
manajemen ini akan menjadi bertambah ketika pembahasan
difokuskan pada
Sistem Informasi Manajemen. Dalam Sistem Informasi
Manajemen, sumber daya
manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut ditambah dengan
sumber daya
berupa informasi sehingga menjadi istilan 4M + 1 I (manusia,
material, mesin
modal, dan informasi) (Leod,1996).
Dalam upaya memanfaatkan sumber daya manajemen tersebut,
para
manajer akan melakukan tiga macam proses manajemen, yang
meliputi:
a. Perencanaan
b. Pengendalian
(meliputi: pengorganisasian, penggerakan, dan koordinasi)
c. Pengambilan
keputusan
Proses manajemen dapat dilakukan dalam tiga tingkatan
kegiatan
manajemen. Tingkatan kegiatan manajemen dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a. Perencanaan dan
pengendalian operasional
b. Perencanaan taktis
dan pengendalian manajemen
c. Perencanaan
strategis
Tingkat perencanaan operasional dan pengendalian manajemen
merupakan
kegiatan manajemen pada tingkat paling rendah. Tingkat
perencanaan taktis dan
pengendalian manajemen merupakan kegiatan manajemen tingkat
menengah.
Sedangkan tingkat perencanaan strategis merupakan tingkat
kegiatan manajemen
paling atas. Ketiga tingkatan kegiatan manajemen tersebut
dapat digambarkan
sebagai sebuah piramida
2. Sistem Informasi
Manajemen
Istilah Sistem Informasi Manajemen (SIM) menunjukkan
sistem-sistem
informasi fungsional yaitu sistem-sistem informasi yang
diterapkan di fungsi-
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.13
fungsi organisasi, misalnya sistem informasi akuntansi,
sistem informasi
pemasaran, dan sebagainya.
Ruang lingkup SIM tertuang pada kata pembentuknya, yaitu
sistem,
informasi, dan manajemen. Dari ruang lingkup tersebut
beberapa rumusan SIM
antara lain:
a. SIM adalah
pengembangan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang
efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke,1989).
b. SIM didefinisikan
sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan
yang serupa
(Leod, 1996).
c. SIM merupakan
metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan
tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses
pengambilan
keputusan dan membuat organisasi dalat melakukan fungsi
perencanaan,
operasi secara efektif, dan pengendalian (Stoner,1996).
Menurut Burch dan Strater (Daihani,2001) Sistem Informasi
Manajemen
adalah sekumpulan fungsi-fungsi yang bergabung dan secara
sistematis: (a)
melaksanakan pengolahan data transaksi operasional, (b)
menghasilkan informasi
untuk mendukung manajemen dalam melaksanakan aktivitas
perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan, (c) menghasilkan
berbagai laporan bagi
kepentingan eksternal organisasi.
Dari uraian dan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa SIM
adalah suatu sistem
yang dirancang untuk menyediakan informasi guna
mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen
(perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian) dalam suatu
organisasi.
Secara umum fungsi sistem informasi manajemen ada tiga,
yaitu:
a. Mengambil data
(data capturing)
b. Mengolah,
mentrasformasikan, dan mengkonversi data menjadi informasi.
c. Mendistribusikan
informasi (reporting/disseminating) kepada para pemakai.
Secara konseptual terdapat perbedaan antara Sistem Informasi
(SI) dan
Sistem Informasi Manajemen (SIM). Perbedaan keduanya
terletak pada pada
3. Sistem Pengolahan Data
3.1 Unsur Pengolahan Data
Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi
yang
direncanakan guna mencapai tujuan. Proses pengolahan data
dapat meliputi
sebagian atau seluruh unsur pengolahan data berikut:
a. Pengumpulan data
(data capturing)
Pengumpulan data merupakan unsur pengolahan data yang berupa
aktifitas
penangkapan data ke dalam dokumen dasar. Dokumen dasar
umumnya berupa
lembar-lembar isian data yang harus diisi oleh para petugas
atau orang lain di
lapangan secara langsung. Dalam hal ini dokumen dasar harus
dirancang agar
jelas, mudah diisi, dan dapat meminimalkan kemungkinan
terjadinya
kesalahan data.
b. Pembacaan
(reading)
Pembacaan data merupakan proses membaca data dan dokumen
dasar yang
digunakan agar dapat diproses lebih lanjut. Proses pembacan
data dapat
dilakukan secara otomatis menggunakan alat bantu/mesin atau
manual.
c. Pemeriksaan (verifying)
Pemeriksaan diperlukan untuk mencegah, mengecek kemungkinan
terjadinya
kesalahan data yang dibaca dari dokumen dasar.
d. Perekaman
(recording)
Perekaman data merupakan proses penyimpanan data yang telah
dibaca dan
diverifikasi ke dalam alat penyimpanan data (memorj) yang
digunakan. Dalam
sistem yang menggunakan komputer, perekaman data dilakukan
ke dalam
memori sekunder (secondary memory) yang dapat berupa disk,
hard disk, dan
lainnya.
e. Penggolongan
(classifying)
Penggolongan data diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
informasi
berdasarkan klasifikasi tertentu.
f. Pengurutan
(sorting)
Operasi pengurutan merupakan operasi yang penting dan selalu
digunakan
dalam pengolahan data. Data perlu diurutkan dengan tujuan
untuk
mempermudah pembacaan, pemahaman, dan pencarian informasi
yang
disajikan. Pengurutan data dapat dilakukan dalam dua
kemungkinan kondisi,
yaitu urut naik (ascending) atau urut turun (descending).
Pengurutan dapat
dilakukan secara eksternal maupun secara internal dalam
fisik penyimpanan
data. Data dalam basis data pada sistem komputer dapat
diurutkan berdasarkan
kriteria tertentu dengan melakukan pengindekan file basis
data.
g. Peringkasan
(sumarizing)
Peringkasan data dimaksudkan sebagai operasi untuk
menghilangkan
kemunculan data secara berulang atau menyusun rekapitulasi
dari sekumpulan
rincian data yang tersimpan sebagai basis data dalam memory.
h. Perhitungan
(calculating)
Perhitungan dalam pengolahan data dapat melibatkan seluruh
operasi
aritmatika.
i. Perbandingan
(comparing)
Data sumber dalam basis data seringkali perlu dibandingkan
dengan data yang
lain untuk mengetahui posisi atau kondisi data dalam
sekumpulan data yang
direkam.
j. Pemindahan
(transmitting)
Dalam suatu sistem jaringan komputer, data perlu dikirimkan
dari satu
terminal ke terminal yang lain melalui media transmisi data
untuk diproses
lebih lanjut.
k. Penampilan kembali
(retrieving)
Informasi pada prinsipnya merupakan hasil penampilan kembali
data yang
tersimpan pada media penyimpan dalam format tertentu yang
ditetapkan
sebelumnya. Proses penampilan kembali data tersebut harus
diusahakan agar
dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
l. Penggandaan
(reproduction)
Penyajian informasi, khususnya dalam bentuk hardcopy perlu
dikendalikan
agar informasi tersebut dapat dikirimkan kepada seluruh
pemakai, sehingga
perlu ditetapkan jumlah eksemplar laporan yang harus
dicetak. Cacah
eksemplar laporan yang harus disediakan, biasanya didasarkan
pada jumlah
tembusan yang tercantum pada bagian bawah cetakan laporan.
m. Penyebarluasan
(distribution)
Distribusi informasi dapat dilakukan melalui media
komunikasi data atau
dikirim dalam bentuk hardcopy kepada setiap pemakai sesuai
daftar tembusan
dalam laporan.
3.2 Metode Pengolahan Data
Terdapat empat metode yang dapat diterapkan dalam sistern
pengolahan
data, yaitu:
a. Metode manual
Dalam metode ini semua operasi pengolahan data dilakukan
dengan tangan
dan menggunakan alat bantu manual yang sederhana, misalnya
pensil,
penggaris, kertas kerja, dan lain-lain.
b. Metode
elektromekanik (electromechanical)
Dalam metode ini operasi pengolahan data dikerjakan secara
manual dibantu
dengan mesin-mesin elektronik sederhana. Sebagai contoh
adalah seorang
karyawan yang bekerja dengan menggunakan mesin catat kolom
(posting
machine).
c. Metode sistem
warkat (punched-card equipment)
Dalam metode ini operasi pengolahan data dilakukan dengan
sistern warkat.
Prinsip sistem warkat dapat dijelaskan sebagai berikut. Data
mengenai suatu
obyek dicatat dalam suatu kartu dengan sandi lubang.
Sejumlah kartu yang
mengandung sejumlah data-data tentang obyek yang sama
digabung bersama
untuk membentuk suatu berkas/file. Metode ini banyak
digunakan pada masa
awal ditemukannya sistem komputer pada tahun 1950-an dan
sudah tidak
dipakai saat ini.
d. Metode elektronik
komputer (electronic computer)
Dalam metode ini seluruh operasi pengolahan data dilakukan
menggunakan
alat bantu elektronik yang disebut komputer. Beberapa hal
yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan metode pengolahan data yang
tepat
menuntut seorang system analyst untuk mampu memahami
persyaratan-
persyaratan pengolahan maupun kemampuan-kemampuan mencapai
hasil dari
setiap metode yang dipilih. Persyaratan pemilihan metode
pengolahan data
dapat ditentukan dengan mempertimbangan hal-hal sebagai
berikut:
Volume unsur-unsur data yang dimuat
Kompleksitas operasi pengolahan data yang diperlukan
Batasan waktu pengolahan
Tuntutan perhitungan
C. Penutup
Dari uraian sebelumnya, Sistem Informasi Manajemen dapat
didefinisikan
sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-
sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan
bekerjasama antara
bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu
untuk melakukan
fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa
data-data, kemudian
mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output)
berupa informasi
sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan
mempunyai nilai
nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga
maupun di masa
mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan
strategis organisasi,
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan
tersedia bagi fungsi
tersebut guna mencapai tujuan.
0 comments:
Post a Comment